Kamis, 29 November 2012

AKU PAPUA Part. 1


AKU PAPUA BY KIKY FAJRIN SIREGAR

Saya Rizky fajrin siregar, biasa dipanggil Kiky Siregar. Dari nama saja kalian pasti sudah pada tau asal saya dari mana. Yup Medan its my birth town, tapi masa kecil hingga dewasa saya habiskan di PAPUA jadi secara tidak langsung saya adalah orang PAPUA. Kalo ngomongin papua pasti langsung teringat dengan lirik lagu milik Edo kodologit yang  bercerita tentang betapa bangganya kami menjadi papua. Sepenggal lirik lagunya adalah “hitam kulit, keriting rambut ... aku Papua”. Yang jadi kejanggalan disini adalah rambut saya tidak keriting dan kulit saya tidak hitam . apakah saya bisa dibilang PAPUA.
jawabnya yah!. Menjadi orang papua itu tidak mesti mengkritingkan rambut dan menghitamkan kulit... Papua itu dari hati, Papua itu jiwa kita. Yah kalo bisa sih lirik lagunya dirubah menjadi “Hitam putih, keriting lurus... Kami PAPUA” (maaf yah mas edo).

Ok sekian tentang PAPUA . sebenarnya saya ingin bercerita tentang kota kecil bernama Timika, kota yang sangat indah dengan kepadatan penduduk yang biasa biasa saja dan  yang membuat saya salut adalah tenggang rasa antar umat beragama. Kalo soal rasis masih ada beberapa sih, entah itu pendatang maupun pribumi. Namun seiring berjalannya waktu hal-hal yang berbau rasis perlaha mulai hilang. Itu disebabkan rasa bangga menjadi Papua terlebih Indinesia.

Di kota kecil ini terdapat berbagai suku mulai dari suku pribumi yang dibagi menjadi 7 kelompok , dan sisahnya dari sabang sampai merauke. Namun semua hidup  berdampingan dengan tentram. Kadang ada juga konflik, tapi biasanya antar pribumi saja, karena para pendatang sadar mereka hanya menumpang hidup dikota kecil ini. Dimana ada sisi baik pasti ada juga sisi buruknya. Yah dikota seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dikota ini, jumlah tingkat kriminal pun terus meningkat. Penjambretan , pencurian,pemerkosaan hingga pembunuhan pun sering terjadi. Kita tidak bisa menyalahka orang lain dalam hal ini, sebab ini semua terjadi  karena kita juga. Kenapa saya bisa berkata demikian. Jawabnya adalah individualsime yang membuat jumlah pengangguran terus meningkat. Tidak bisa dipungkiri lagi, jumlah pengangguran meningkat sama dengan jumlah kriminal yang meningkat. Jadi buat para pengusaha dan pemerintah harus lebih jeli lagi melihat hal ini, jangan hanya menikmati uang rakyat saja. Ciptakanlah lapangan kerja. Saya salut dengan perkembangan para pengusaha dikota ini karena tanpa kehadiran mereka lapangan kerja tidak akan tercipta. Namun masih sedikit yang menyadari hal itu.

bersambung.......

Rabu, 28 November 2012

5 Hal yang sering dilakukan si Alay ketika menggunakan Sosial Media.

ini artikel pertama saya (yang sebelumnya sih copas). kali ini saya pengen banget ngebahas anak Alay (gk tau kenapa setiap ngelihat anak Alay bawaannya pengen langsung tabrakin mobil ke mereka)
OK!
berikut ini 3 hal yang sering dilakukan anak Alay ketika menggunakan situs jejaring sosial (pengennya sih 5 tpi nyicil aja yah....)

1. Berdoa lewat facebook,twitter, dll

gk tau kenapa anak Alay (Alayers) suka banget berdoa lewat jejaring sosial , tujuannya sih macem-macem. mulai dari pengen nunjukin kalau mereka adalah orang-orang yang taat beragama. sampai untuk mencuri hati si gebetan. dan gk jarang juga ada yang emang bener-bener berdoa, karena gk tau harus kemana lagi... (haloooo!! kan masih ada Masjid, Gereja, dll.)
 faktanya. sampai sekarang saya belum pernah menemukan akun facebook,twitt, dll milik Yang Maha Esa.....





2. Mengunggah foto-foto gk jelas

Langsung ke TKP....

                     ini emo, emonyong  atau emonyet sih ??!!!


                               Lagi trend "Kumis" katanya....


                                 gayanya gini, nyanyinya ???!!!!


                                          cuccok deweh....


                                           Korban iklan !!!


        rambutmu direbonding yah ??? --Gk kok cuma pake R*nso


                                  Kumisnya gk nahan....... -_-


                              no coment lah, pasti ngerti kan ??


3. Selalu Update tiap saat dimana saja dan kapan saja.

Nah, yang ini nih yang selalu buat kita bertanya-tanya.
mereka ini Alayers yang tergolong suka mempublikasikan diri . mulai dari bangun tidur, mandi, hingga BAB pun harus ngupdate cthnya :

"ho44hmm b4ruw b4n6un n1eech"


"adduuch peyut aq cakit bangeud, pengen e'e"

"teman2 cya bobow duyu yaach"

dan masih banyak lagi......



Kurang dan Lebihnya anda bisa langsung melihat sendiri yang kita sebut "FENOMENA ANAK ALAY"
thanks udah dibaca, tungguin next artikel yaaacch (ketularan alay)



Jumat, 09 November 2012

Tanya Kenapa ?! 10 November Adalah Hari Pahlawan

Tanya Kenapa! Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November. Hari dimana terjadi pertempuran hebat antara arek-arek Suroboyo dengan serdadu NICA yang diboncengi Belanda.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNpBOHXwlDXM1l01k_XnHvfQf9wFNcnaq41xc6enJApiVN7R_79HY2T8QHJyQwIS4YGvD-DDbnriLl1bBoMtE4WXkrc1HmZGy1RO8e_-Hb6J_YdrEvF8GIbYkOLmG1KstTumPPuBg9_z4/s1600/untitled.jpg
Menjelang tahun 1950-an, Presiden Soekarno menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Pahlawan. Sebagaimana diusulkan Sumarsono, mantan pimpinan tertinggi gerakan Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang ikut ambil bagian dalam peperangan sengit itu.

Lantas kenapa Bung Karno memilih peristiwa itu sebagai simbol kepahlawanan yang setiap tahun diperingati?

Menurut sejarawan Universitas Indonesia (UI) JJ Rizal, Bung Karno sengaja memanfaatkan momentum itu untuk melegitimasi peran militer dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Sehingga nilai kepahlawanan tersemat dalam sebuah perjuangan melawan agresi militer.

“Untuk memobilasi kepahlawanan secara militeristik, makanya 10 November dijadikan Hari Pahlawan,” katanya saat berbincang dengan okezone, Rabu (9/11/2011) malam.

Setelah Hari Pahlawan ditetapkan, figur-figur yang secara historis ikut berjuang pun diberi gelar kepahlawanan. Meskipun, kata Rizal, pada perjalanannya tolok ukur kepahlawanan ini tidak mutlak dilihat dari sisi sejarah, melainkan dicampuri kepentingan rezim penguasa.

“Pada masa Soekarno, tokoh-tokohnya 50 persen masih bisa dipertanggungjawabkan. Tapi mulai zaman Soeharto. Indonesia menjadi negara yang terus memproduksi pahlawan dengan penilaian yang lebih cenderung pada pertimbangan politik,” ujarnya. Dimana pahlawan lebih banyak berasal dari lembaga Kemiliteran atau Kepolisian.

Mengenai makna Hari Pahlawan sendiri, Rizal menilai, saat ini lebih mengedepankan unsur seremoni belaka, tanpa menghayati nilai-nilai perjuangan yang dipesankan oleh para pahlawan ini.

Padahal, kata dia, yang terpenting adalah mengambil tauladan dari nilai-nilai perjuangan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akan menjadi ironi jika memperingati hari pahlawan sebatas seremoni.

“Saat ini kita sudah kehilangan warisan nilai-nilai perjuangan yang dibawa oleh para pahlawan. Semua sekarang penuh dengan kepentingan,” ujarnya.

sumber: Okzone.com